Tuesday, February 21, 2006

KPG


Kok Putusin Gue?
Ninit Yunita

Buku ini sampe lecek di lemari bukuku. Kemampuan buku menghibur seseorang terletak pada lecek tidaknya – walo nggak sepenuhnya benar ( yah, jangan samakan dengan yang sengaja dilecekin ya’!- beda cerita.

Dari awal beli, banyak yang pinjam buku ini. Dibawa sampe 2 minggu, kembali dengan kondisi yang sudah sedikit lecet, lalu dipinjam lagi dengan orang lain, pulang2 ada noda kopi di pinggir-pinggir kertas. Dibawa lagi selama 1 minggu, sampulnya tidak lagi ketat, jadi lepek dan kelihatan garis perekat kertasnya.

Kesimpulan, buku ini jam terbangnya lebih banyak dari jam terbang saya, karena yang pinjam nggak hanya teman-teman di dalam kota tapi juga dibawa kemana-mana.

Tapi saya senang buku saya laris, setidaknya ia sudah berhasil membuat teman-teman saya tersenyum senyum. Maaf ya nit, mengurangi pembeli bukumu, tapi siapa tahu mereka juga berminat untuk membeli setelah membaca buku ini, buat koleksi.

Saya nggak ragu buku ini bikin teman-teman saya puas. Buku ini salah satu buku yang jadi favorit saya selain Gege Mengejar Cinta. Kedua penulis itu observasinya mateng banget. Kalau Gege tentang pengejaran cintanya melalui media Radio, sedangkan Amaya mengaitkan dendam kesumatnya karena diputus seseorang dengan teori perang ala Sun Tzu.

Ketika kita diputusin seseorang, kita pasti marah donk! Kecewa, bertanya-tanya kenapa dia mutusin kita, kenapa begini, kenapa begitu. Daripada kita bertanya-tanya tanpa ujung, lebih baik kita selidiki kan? Ada apa dengan kita dan ada apa dengan dia. I like how amaya’s mind about her revenged, full of strategic…painful and meaningful.
Dan secara sukses buku ini kehilangan pembatas bukunya. Damn!

Sub Re


Sub : Re :
Novita Estiti

Ada beberapa buku yang pernah kubaca dengan format email seperti karya novita Estiti ini. Tapi, yang aku tahu semuanya penulis dari luar. Contohnya The Guy Next Door dan Wonderlust yang akan aku bahas juga kalo aku sudah mood (.

Seorang teman milis pernah menyarankan aku untuk membaca Su : Re ini karena keinginanku menulis berformat email (yang mana sekarang, tulisan itu sudah mencapai 70 lembar, tapi nganggur nggak aku terusin)

Alur ceritanya bagus. Walau bertema email dan menceritakan ketidakpuasan hidup. Dikemas dengan affair dan ketidakmampuan seseorang akan commitment. Mencari kebahagiaan yang masih belum mereka dapatkan dari kebahagiaan yang seharusnya mereka miliki.

Pernah nggak sih kita seperti Nina?

I wish I lived somewhere else
I wish I was someone else
……

“Mungkin kita memang tidak akan bahagia bila bersama, tidak akan bahagia bila tidak bersama, tidak akan bahagia bila bersama orang lain, tidak akan bahagia sendirian, tidak akan bahagia”.

Bagi yang ‘lagi’ nggak ‘positif’, read this!

( This book are damn good unhappiness…

Sunday, February 19, 2006

LA TAHZAN


LA TAHZAN
Dr. ‘Aidh al-Qarni
Ratna, 13 oktober 2004

Kutulis di sampulnya, “from the JAKARTA GIRL who I love the most”.

Buku ini sampai di rumah siang Ta. Sorry ya, review nya telat. Yang kemarin udah kuhapus ( thank u so much to not make me sad. Terkadang ada kalanya kita tidak puas dengan hidup kita. Merasa bosan, jenuh, marah tapi nggak tau apa yang mau dimarahkan. Saya selalu bercerita hal-hal yang menyangkut diri saya pada teman saya ini. My guardian angel. Dia selalu mendengarkan saya dan ikut berkeluh kesah dengan saya.

Yeah, I know, sometime the world is not enough for both of us do we? ( merasa tidak menjadi wanita yang maksimal, memiliki hidup yang biasa-biasa saja. Menjadi buruk juga enggak, menjadi baik hm…mm…lalu keluh kesah kemarin itu apa? mencirikan kita wanita baik? Hehehehe…cause we only human right ta?

Thanks for sending me this book. Kalau dulu sempat marak dengan buku-buku macam spirit-spirit seperti chicken soup, buku ini juga membangkitkan semangat! Menginspirasi kita bagaimana menjadi manusia yang bisa kompromi dengan derita. Mengingatkan kita ‘hei, your world not as bad as u think!’ dan yang paling penting, mengajarkan kita bagaimana menjadi muslim yang baik. Menyadarkan kita bahwa -it is, we only human!-

“anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada”

Honestly, sometime, this book ‘kill’ me a lot!! Saya seperti tercekik secara tiba-tiba tiap kali saya membaca kalimat-kalimatnya( atau merasa ditampar berkali-kali di depan orang banyak (

     Ali Bin Abi Talib :
     Semoga jalan keluar terbuka, semoga
     Kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa
     Janganlah engkau berputus asa manakala
     Kecemasan yang menggenggam jiwa menimpa
     Saat paling dekat dengan jalan keluar adalah
     Ketika telah terbentur pada putus asa

Saturday, February 18, 2006


The Power Of God
February, 18 06
05.30 wib

Sudah berulang kali Bunda menyuruhku membaca buku Pusaran Energi Ka’bah. Aku selalu bilang,
“iya, nanti Bunda..”
“satu-satu nih, buku yang kubaca belum selesai”. Sejuta alasan antara kemalasan dan kesenangan menghalangiku membuka buku itu. Sebenarnya membaca buku agama atau buku science manapun bukan pekerjaan yang menyenangkan waktu memulainya kan? Kecuali kalau kita sudah bisa menikmati isi di dalamnya.

Suatu hari seorang sahabat mengajakku diskusi tentang agama. Dan dia cerita buku itu lagi. Aku jadi teringat sesuatu. “yaaa…aku pernah tau judul buku itu, tapi dimana ya?”. Si sahabat bilang “wah, ceritanya bagus banget itu! Coba deh adek baca”. Itupun masih tidak terlalu kudengar. Hanya tertulis dalam satu catatan kecil di hati yang paling dalam –dalam sekali-, bahwa aku akan membacanya suatu hari nanti.

One day, hariku benar-benar kosong. No activity, no woman no cry (why should I cry? :P), no book to read, tiba-tiba aku melihat buku itu tergeletak di meja ‘inspirasiku’ –meja yang berisi semua alat2 elektronik seperti computer, speaker dan segala macam- aku berasumsi, ‘pasti ini niat Bunda mengingatkan aku!’ lalu aku mulai membaca. Halaman pertama -sesudah kata pengantar dan daftar isi tentunya-adalah membahas tentang pertanyaan seorang mualaf tentang “kenapa kita harus naik haji? Pergi ke mekkah?” well, jawabanku dan kebanyakan orang islam pasti menjawab “untuk memenuhi panggilan Allah datang ke baitullah” dan ternyata, bagaimanapun kekuatan kata-kata itu berada di benak kita sebagai kaum muslim, hal ini masih terasa absurd. Bagaimana kamu tahu kalau kamu dipanggil? Kenapa dan kenapa? Apalagi untuk seorang mualaf yang masih meraba raba kepercayaannya, ya kan?

Sang penulis juga menanyakan hal yang sama. Ternyata, perjalanan ke mekkah bukan sekedar sebuah perjalanan. Ini menyangkut semua hal tentang ilmu pengetahuan yang harus kita ketahui sebelum kita membahas “kenapa kita harus pergi ke mekkah?”. Allah SWT mengingatkan umatnya bahwa Islam bukan agama dogma di suratnya yaitu Al Baqarah 256 :

“Tidak ada paksaan dalam beragama, karena sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan sesat. Karena barang siapa yang ingkar kepada thaghuut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali Allah yang sangat kuat dan tidak akan putus. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”

aku jadi teringat seorang teman yang mengatakan ‘logika tidak ada kaitannya dengan iman’. Lalu kujawab tidak! Kita sama-sama percaya bahwa iman=percaya. Bagaimana kita –manusia berakal- bisa percaya bahwa apa yang kita percaya adalah sesuatu yang benar jika kita tidak mengetahui kebenarannya? Bisakah hanya disimpan dalam hati seperti yang dialami nabi pendahulu kita yang ditanamkan nur dalam sanubarinya atas ijin Allah SWT? ‘karena sudah jelas jalan yang benar dari jalan sesat’ –apabila kita mau mepelajarinya-

beliau –sang penulis- adalah seorang ilmuwan nuklir yang berusaha menyibak Al Qur’an melalui ilmu pengetahuan. Setiap kali aku membalik halaman demi halaman, bulu kudukku berdiri.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha berilmu- adalah kata yang tepat menggambarkan buku ini. Mengingatkan saya di Surat Luqmaan (31) : 27 :

“dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Lalu dimanakah letak ilmu kita? Bunda bilang “..ketika tangan kita dimasukkan ke dalam lautan kemudian kita angkat, setetes air yang jatuh itulah ilmu kita dan lautan itu adalah ilmu Allah”

chiklit..12.12.04

Does My Boom Look Big In This?
Arabella Weir

Nggak perlu jadi model untuk bisa menjadi wanita, Jacqualine said. Why she say that? Cause she prove it already. Itulah yang ingin disampaikan Arabella Weir.
Banyak wanita mendambakan menjadi wanita idaman. Cantik, langsing, ‘mengkilat’, etc pokoknya yang ada di sampul-sampul majalah itu dah! Brain juga butuh, tapi mungkin di urutan nomor sekian sekian kali yaaa….. Yang penting covernya dulu.
Persepsi itu menjadi ajang pemanfaatan sejumlah iklan yang menginginkan produk kliennya laku dipasaran.
Pemutih hingga 80%!
Menyamarkan flek hitam diwajah!
Menjadikan tubuh anda sebagus heidy clum hanya dalam waktu 6 minggu!
It’s crazy enough isn’t? and will need a lot of money! ditambah lagi dengan majalah-majalah mengkilap plus model-model nan cantik rupawan. This is what arabella talking about.
Dia menggambarkan Jackie or Jackqualine sebagai tokoh wanita kebanyakan. Wanita yang selalu mengalami depresi setiap kali dia berjalan di dekat para tukang-tukang bangunan berada, waktu dia berdiri di depan cowok yang dia suka.
Dia akan mulai bertanya-tanya pada diri sendiri
“Oh! Pati dia mengamati lipatan perutku waktu aku duduk”
“Kurasa aku sudah nggak sanggup lagi mengempiskan perutku dengan duduk tegak seperti ini, tapi daripada Andy tahu lipatan perutku ada tiga, lebih baik aku mati”
“Apakah aku sudah lumayan okey?”
kedengarannya clise, tapi, trust me! sebagian wanita akan tersenyum senyum dan mengangguk setuju dengan apa yang dialami Jackie. It has happened to us. Women!
Berkonsep buku harian, arabella mampu menggambarkan jack sebagai wanita anti PD –percaya diri- dengan sangat baik. She’s fabulous comedian too.
Ada 3 B yang mendukung wanita menjadi Beauty, I believe.
Brain.  
Behave.  
Brave.
And if there’s not enough…just…
Bit em up will ya?

This page is powered by Blogger. Isn't yours?